Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

1. Kota Makkah

 Kota Makkah Makkah pada zaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arab selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. Kedua Negara ini zaman dahulu telah mencapai peradaban yang tinggi dan dihubungkan oleh beberapa negeri-negeri kecil antara lain adalah Makkah. Dipandang dari segi geografis, kota Makkah hampir terletak ditengah tengah jazirah Arab. Oleh karena itu kabilah kabilah arab dari segala penjuru tidaklah terlalu sulit mencapai Makkah ini, seperti halnya juga penduduk kota Makkah, tidaklah amat sukar bagi mereka bepergian kenegeri-negeri tetangganya seperti Syam , Hirah dan Yaman. Tidaklah mengherankan bilamana semangat dagang berkembang dikalangan penduduk mekah. Dalam kota Makkah itu terdapat Rumah Suci yang disebut Baitullah atau “Ka’bah “ . Bangsa arab pada umumnya sangat memuliakan tempat suci ini. Pembinaan Baitullah ini menurut sejarah islam dilakukan oleh Nabi Ibrahim as bersama putranya Isma'il as. Ismai'l as kemudian kawin dengan penduduk Mak

2. Kelahiran Nabi Muhammad

 Kelahiran Nabi Muhammad SAW Dikala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya. Lahirlah kedunia dari keluarga yang sederhana dikota Makkah, seorang bayi yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu yatim: bapaknya yang bernama Abdullah meninggal kurang lebih 7 bulan sebelum dia lahir. Kehadiran bayi itu disambut oleh kakeknya Abdul Muthalib dengan penuh kasih saying dan kemudian bayi itu dibawanya kekaki Ka’bah. Ditempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut penanggalan para ahli, kelahiran Muhammad itu pada tanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah atau tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Nasab nabi Muhammad saw dari pihak ayah : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab. Dan dari pihak ibu : Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zahrah bin Kilab, jadi nasab ibunya bersambung dengan nasab ayahnya, yaitu berkumpul pada kakek yang ke

3. Kematian Ibu Dan Kakek

  Kematian Ibu Dan Kakek Sesudah berusia lima tahun, Muhammad saw diantarkannya ke Makkah kembali kepada ibunya, Siti Aminah, setahun kemudian, yaitu sesudah ia berusia kira kira enam tahun, ia di bawa oleh ibunya ke Madinah, bersama sama dengan Ummu Aiman, sahaya yang ditinggalkan ayahnya. Maksud membawa Nabi saw ke Madinah ini, pertama untuk memperkenalkan dia kepada keluarga neneknya bani Najjar dan kedua untuk menziarahi (mengunjungi) makam ayahnya. Maka disitu diperlihatkan kepadanya rumah tempat ayahnya dimakamkan, agaknya mengharukan juga cerita Aminah kepada anaknya itu, demikian terharunya, sehingga sampai sesudah ia diangkat menjadi Rosul dan sesudah ia berhijrah ke Madinah, peristiwa ini senantiasa disebut sebutnya. Mereka tinggal disitu kira kira satu bulan, kemudian pulang kembali ke Makkah. Dalam perjalanan mereka pulang, pada suatu tempat,  “Abwa “ namanya tiba tiba Aminah jatuh sakit sehingga meninggal dan dimakamkan disitu juga. ( Abwa ialah nama sebuah desa yang terle

4. Pengalaman-pengalaman Penting Nabi Muhammad SAW

 Pengalaman-Pengalaman Penting Nabi Muhammad SAW Ketika berumur 12 tahun , nabi Muhammad saw mengikuti pamannya Abu Thalib membawa barang dagangan ke Syam. Sebelum mencapai kota Syam, baru sampai ke Bushra, bertemulah kafilah Abu Thalib ini dengan seorang Pendeta Nasrani yang Alim, “ BUHAIRA “ namanya. Pendeta ini melihat tanda tanda kenabian pada diri Muhammad saw, maka dinasehatilah Abu Thalib agar segera membawa keponakannya itu pulang ke Mekah, sebab dia khawatir kalau kalau Muhammad saw, ditemukan oleh orang Yahudi yang pasti akan menganiayanya, Abu Thalib segera menyelesaikan dagangannya dan kembali ke Mekah. Nabi Muhammad saw sebagaimana biasanya pada masa kanak kanak itu, dia kembali kepekerjaannya mengembala kambing, kambing keluarga dan kambing penduduk Mekah yang lain yang dipercayakan kepadanya, pekerjaan mengembalakan kambing ini membuahkan didikan yang amat baik pada diri nabi, karena pekerjaan ini memerlukan keuletan, kesabaran dan ketenangan serta keterampilan dalam tin

5. Akhlaq Nabi Muhammad SAW

 Akhlaq Nabi Muhammad SAW Dari Kanak-Kanak Hingga Dewasa Dalam perjalanan hidupnya sejak masih kanak kanak hingga dewasa dan sampai diangkat menjadi Rosul, beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudu luhur dan mempunyai kepribadian yang tinggi, tidak ada suatu perbuatan dan tingkah lakunya yang tersela yang dapat dituduhkan kepadanya. Berlainan sekali dengan tingkah laku dan perbuatan kebanyakan pemuda pemuda dan penduduk kota Mekah pada umumnyayang gemar berfoya foya dan bermabuk mabukan itu, karena demikian dan jujurnya dalam perbuatan dan perkataan, maka beliau diberi julukan “ Al Amin” :. Yang dapat dipercaya. Ahli sejarah menuturkan bahwa Muhammad saw sejak kecil hingga dewasa tidak pernah menyembah berhala dan tidak pernah pula makan daging hewan yang disembelih untuk korban berhala berhala seperti lazimnya orang Arab jahiliyah pada umumnya. Ia sangat benci dengan kepada berhala itu dan menjauhkan diri dari keramaian dari upacara upacara pemujaan kepada berhala itu. Untuk

6. Muhammad SAW Menjadi Rosul

Muhammad SAW Menjadi Rosul Ketika menginjak usia 40 tahun, Muhammad saw lebih banyak mengerjakan tahanuts dari pada waktu waktu sebelumnya, pada bulan Ramadhan dibawanya perbekalan ini lebih banyak dari biasanya, karena akan bertahanuts lebih lama dari pada waktu waktu sebelumnya. Dalam melakukan Tahanuts kadang kadang beliau bermimpi, mimpi yang benar (Arru’ yaa ashshaadiqah). Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 Masehi, diwaktu nabi Muhammad saw sedang bertahanuts di gua Hira, datanglah Malaikat Jibril as membawa tulisan dan menyuruh Muhammad saw, untuk membacanya, katanya : “Bacalah “ , Dengan terperanjat Muhammad saw menjawab : “Aku tidak bisa membaca” beliau lalu direngkuh beberapa kali oleh Malaikat JIbril as , sehingga napasnya sesak, lalu dilepaskan olehnya seraya disuruhnya membaca sekali lagi: “Bacalah”, Tetapi Muhammad saw, masih tetap menjawab: “Aku tidak bisa membaca”, Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad saw, berkata:

7. Tugas Nabi Muhammad SAW

 Tugas Nabi Muhammad SAW Menurut riwayat, selama kurang lebih dua setengah tahun lamanya sesudah menerima wahyu yang pertama. Barulah Rosulullah menerima wahyu yang kedua. Dikala menunggu nunggu kedatangan wahyu itu kembali turun, Rosulullah diliputi rasa perasaan cemas dan khawatir kalau kalau wahyu itu Putus , malahan hamper saja beliau berputus asa, akan tetapi ditetapkan hatinya dan beliau terus bertahanuts sebagai mana di gua Hira. Tiba tiba terdengarlah suara langit, beliau menegadah, tampaklah Malaikat Jibril as . sehingga menggigil ketakutan dan segera pulang kerumah, kemudian minta kepada Siti Khatijah supaya menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu, datanglah Jibril as menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi :  Seperti yang termaktub dalam surat Al Muddatsir ( 74)  ayat 1 – 7 :  يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ , قُمْ فَأَنْذِرْ , وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ , وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ , وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ , وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ , وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ 1. H

8. Menyiarkan Agama Allah Secara Sembunyi-sembunyi

 Menyebarkan Agama Allah Secara Sembunyi-Sembunyi Sesudah Rosulullah saw menerima wahyu yang kedua ini yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau secara sembunyi sembunyi menyeru keluarganya yang tinggal dalam satu rumah, dan sahabat sahabat beliau yang terdekat, seorang demi seorang agar meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa , maka yang mula mula iman kepadanya ialah istri beliau sendiri Siti Khatijah, disusul oleh putra pamannya yang masih amat muda Ali bin Abu Thalib dan Zaid bin Haritsah, budak beliau yang kemudian menjadi anak angkat beliau. Setelah itu lalu beliau menyeru kepada Abu Bakar Siddiq, seorang sahabat karib yang telah lama bergaul dan Abu Bakarpun segera beriman dan memeluk agama Islam. Dengan perantaraan Abu Bakar, banyak orang orang yang memeluk Agama islam, antara lain ialah : Utsman bin Affan, Zubair bin awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin jarrah, Arqam bin Abil Arqaam,

9. Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-terangan

 Menyebarkan Agama Islam Secara Terang-Terangan Tiga tahun lamanya Rosulullah saw melakukan da’watul afraad itu yaitu : ajakan masuk islam seorang demi seorang secara diam diam dari satu rumah ke rumah yang lain. Kemudian sesudah ini, turunlah firman Allah dalam Surat 15 (Al Hijr ) ayat 94 yang berbunyi فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Ayat ini memerintahkan kepada Rosul agar menyiarkan agama islam dengan terang terangan dan meninggalkan secara sembunyi sembunyi itu, maka mulailah nabi Muhammad sawmenyeru kaumnya secara umum ditempat tempat terbuka untuk menyembah Allah dan mengesakannya, pertama kali seruan (da’wah) yang bersifat umum ini beliau tujukan kepada kerabatnya sendiri, lalu kepada penduduk Mekah pada umumnya yang terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat, baik dari golongan bangsawan , hartawan maupun hamba

10. Reaksi Orang Quraisy

 Reaksi Orang Quraisy Ketika orang orang Quraisy melihat gerakan Islam serta mendengar bahwa mereka dan nenek moyang mereka dibodoh bodohkan dan berhala berhala mereka dihina hina, bangkitlah kemarahan mereka dan mulailah mereka melancarkan permusuhan terhadap nabi dan pengikut pengikutnya. Banyaklah pengikut nabi yang kena siksa diluar perikemanusiaan, terutama sekali pengikut dari golongan rendah, terhadap nabi sendiri, mereka tidak berani melakukan ganguan badan, karena beliau masih dilindungi paman beliau Abu Thalib dan disamping itu beliau adalah keturunan bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam pandangan masyarakat Quraisy sehingga beliau disegani. Pada suatu ketika, datanglah beberapa pemuka pemuka Quraisy menemui Abu Thalib meminta agar dia menghentikan segala kegiatan nabi Muhammad saw dalam menyiarkan islam, dan jangan mengecam agam mereka, serta menghina nenek moyang mereka, tuntutan mereka ini ditolak secara baik oleh Abu Thalib, setelah mereka m

11. Hijrah Ke Habsyah (Ethiopia)

 Hijrah Ke Yatsrib Sejak zaman dahulu kota yatsrib – 14 hari perjalanan kesebelah utara Mekah – merupakan stasiun penting yang terletak di lalu lintas perdagangan dari mekah ke syiria. Orang yahudi dan orang arab beragama yahudi sejak sebelum masehi sudah berkuasa di negeri ini, barulah pada abad ke 5 masehi orang khazraj dan orang Aus berpindah dari Arabia selatan dan ikut menetap di yatsribini. Karena hidup mereka berdekatan dengan orang yahudi, maka mereka sedikit banyaknya sudah mengerti tentang ketuhanan, kenabian, wahyu dan hari kiamat. Maka tidaklah mengherankan, apabila orang arab yatsrib ini lekas menerima agama islam. Tatkala nabi Muhammad saw melihat tanda tanda baik pada perkembangan islam di yatsrib itu disuruhnyalah para sahabat sahabat pindah ke sana, berkata Rosul itu kepada sahabat sahabat nya itu: “ Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah menjadikan orang orang yatsrib sebagai saudara saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat yang aman bagimu “ . Orang orang Quraisy

12. Pemboikotan Terhadap Bani Hasyim Dan Bani Muthalib

 Pemboikotan Terhadap Bani Hasyim Dan Bani Muthalib Sesudah kaum Quraisy melihat, bahwa segala jalan yang mereka tempuh untuk memadamkan da’wah (seruan) nabi Muhammad saw, tidak member hasil, karena bani Hasyim dan bani Muthalib – dua keluarga besar nabi Muhammad saw baik yang sudah islam maupun yang masih kafir tetap melindungi beliau, maka mereka mencari taktik baru untuk melumpuhkan kekuatan islam itu, mereka mengadakan pertemuan dan mengambil keputusan untuk melakukan pembaikotan terhadap bani hasyim dan muthalib ialah dengan jalan memutuskan segala perhubungan, hubungan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi, dan lain lain, keputusan mereka itu ditulis diatas kertas dan digantungkan di ka’bah. Dengan adanya pembaikotan umum ini, maka nabi Muhammad saw, dan orang orang islam dan keluarga bani Hasyim dan Muthalib, terpaksa menyingkir dan menyelamatkan diri keluar kota Mekah, mereka lebih dari dua tahun lamanya menderita kemiskinan dan kesengsaraan. Banyak juga diantara kaum Qurais

13. Nabi Mengalami Tahun Kesedihan

 Nabi Mengalami Tahun Kesedihan Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan nabi Muhammad saw akibat pembaikotan umum itu. Tibalah pula musibah yang besar menimpa dirinya, yaitu : Wafatnya paman beliau Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan tidak berapa lama kemudian disusul oleh istrinya Siti Khatijah, kedua macam musibah terjadi pada tahun ke 10 dari masa kenabian. Maka tahun ini dalam sejarah disebut “ AAMUL HUZNI “  (tahun kesdihan) , baik Abu Thalib maupun Siti Khadijah telah banyak memberikan bantuan kepada nabi baik moril dan materil, Abu Thalib adlah orang yang amat berpengaruh dalam masyarakat; dia merupakan perisai yang setiap saat memberikan perlindungan kepada nabi, Siti Khadijah adalah seorang wanita bangsawan dan hartawan dikota Mekah, dia juag mempunyai pribadi dan pergaulan yang baik dalam masyarakat, dialah yang menhibur hati nabi di waktu susah dan menghidupkan jiwa nabi diwaktu mengalami kesukaran , dikorbankanlah hartanya untuk perjuangan Rosulullah, kedua orang yang dic

14. Nabi Muhammad SAW Menjalani Isra'Mi'raj

 Nabi Muhammad SAW Menjalani Isra'Mi'raj Di saat saat menghadapi ujian yang sangat berat dan tingkat perjuangan sudah pada puncaknya ini, gangguan dan hinaan, aniaya serta siksaan yang di alami beliau dengan pengikut pengikut beliau semakin hebat, maka nabi Muhammad saw, diperintahkan oleh Allah menjalani isra’ dan mi’raj dari Mekah ke Baitul Maqdis palestina, terus naik kelangit tujuh dan sidratul muntaha seperti dalam surat Al Isra’ (17) ayat 1 dan 60  سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[4] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.   وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّ

15. Orang Yatsrib Masuk Islam

 Orang Yatsrib Masuk Islam Pada waktu musim haji tiba, datanglah ke Mekah kabilah kabilah Arab dari segala penjuru tanah Arab. Diantara mereka itu terdapat jama ah orang Khazraj dari yatsrib. Sebagaimana biasanya setiap musim haji, nabi Muhammad saw menyampaikan seruan islam kepada kabilah kabilah yang sedang melakukan haji itu. Kali ini beliau menjumpai orang orang khazraj. Mereka ini sudah ada mempunyai pengertian tentang agama ketuhanan dan kerap kali mendengar dari orang yahudi di negeri mereka, tentang akan lahirnya seorang nabi pada waktu yang dekat. Segeralah mereka mencurahkan perhatian kepada da’wah yang disampaikan nabi kepada mereka itu, dan pada waktu itu juga mereka langsung beriman setelah mereka yakin bahwa nabi Muhammad saw itu nabi yang dinanti nantikan. Peristiwa ini merupakan titik terang bagi perjalan risalah Muhammad saw. Orang khazraj yang masuk islam ini tidak lebih dari 6 orang, tetapi merekalah yang membuka lembaraban baru sejarah  perjuangan nabi Muhammad saw.

16. Hijrah Ke Yatsrib

 Hijrah Ke Yatsrib Sejak zaman dahulu kota yatsrib – 14 hari perjalanan kesebelah utara Mekah – merupakan stasiun penting yang terletak di lalu lintas perdagangan dari mekah ke syiria. Orang yahudi dan orang arab beragama yahudi sejak sebelum masehi sudah berkuasa di negeri ini, barulah pada abad ke 5 masehi orang khazraj dan orang Aus berpindah dari Arabia selatan dan ikut menetap di yatsribini. Karena hidup mereka berdekatan dengan orang yahudi, maka mereka sedikit banyaknya sudah mengerti tentang ketuhanan, kenabian, wahyu dan hari kiamat. Maka tidaklah mengherankan, apabila orang arab yatsrib ini lekas menerima agama islam. Tatkala nabi Muhammad saw melihat tanda tanda baik pada perkembangan islam di yatsrib itu disuruhnyalah para sahabat sahabat pindah ke sana, berkata Rosul itu kepada sahabat sahabat nya itu: “ Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah menjadikan orang orang yatsrib sebagai saudara saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat yang aman bagimu “ . Orang orang Quraisy

17. Yatsrib Menjadi Madiatun Nabiyi

 Yatsrib Menjadi Madinatun Nabiyi Setelah mengarungi padang pasir yang sangat luas dan amat panas, mendaki gunung dan menuruni jurang. Akhirnya pada hari senen tanggal 8 Rabiul awal tahun ke 1 Hijriyah, tibalah nabi Muhammad saw di  QUBA , sebuah tempat kira kira sepuluh kilo meter dari kota yatsrib, selama 4 hari beristirahat nabi mendirikan sebuah Masjid, yaitu MASJID QUBA inilah masjid pertama yang didirikan dalam sejarah islam. Pada hari jum’at tanggal 12 Rabbiul awal tahun ke 1 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 24 september tahun 622 M , nabi , Abu bakar dan Ali bin Abu Thalib memasuki kota yatsrib, dengan mendapat sambutan yang hangat, penuh kerinduan dan rasa hormat dari penduduknya, menurut riwayat sangat luar biasa sambutannya dan lain lain. Pada hari itu juga, nabi mengadakan shalat jum,at yang pertama kali dalam sejarah islam dan beliaupun berkutbah dihadapan kaum muslimin, muhajirin dan anshor, sejak ini yatsrib berubah namanya menjadi ‘ MADINATUN NABIYI  artinya kota nab

II. 1. Mendirikan Masjid

 Mendirikan Masjid Dalam membina masyarakat islam di Madinah ini, usaha usaha pokok yang terlebih dahulu dikerjakan oleh nabi Muhammad saw antara lain: Mendirikan Masjid Beliau dahulukan mendirikan bangunan masjid, sebelum mengerjakan bangunan bangunan lainnya selain rumah tempat kediamannya sendiri, karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital, dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan mereka lahir bathin, untuk membina masyarakat islam atau Daulah islamiyah berdasarkan semangat Tauhid, didalam masjid nabi Muhammad saw dapat mengadakan benteng pertahanan yang bersifat moril dan spiritual, yaitu semangat jihad di jalan Allah, sehingga kaum muslimin di waktu itu masih berjumlah sedikit, rela mengorbankan harta benda dan segenap kesenangan materi mereka, di dalam masjid beliau senantiasa mengajarkan Doktrin Tauhid dan mengajarkan pokok pokok agama islam kepada kaum muhajirin dan anshor, dan didalam masjid pula kaum muslimin melakukan ibadah berjama’ah dan senantiasa dapat bertemu,

II.2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin Dan Anshor

 Mempersuadrakan Kaum Muhajirin Dan Anshor Kaum muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampong halaman mereka, dipererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshor, karena kaum Anshor telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan keuntungan yang bersifat materi, melainkan karena mencari keridhaan Allah swt semata mata. Abu bakar beliau saudarakan dengan Harits bin Zaid. Ja’far bin Abu Thalib beliau saudarakan dengan Mu’az bin Jabal dan Umar bin Khathab beliau saudarakan dengan Itbah bin Malik dan begitu seterusnya tiap tiap kaum Anshor dipersaudarakan dengan kaum muhajirin dan persaudaraan itu hukumnya sebagai saudara kandung.  Dengan demikian maka kaum muhajirin yang bertahun tahun berpisah dengan sanak saudara dan kampong halamannya merasa tenteram dan aman menjalankan syari’at agamanya, ditempat yang baru itu, sebagian dari mereka ada yang hidup berniaga, dan ada pula yang bertani, mengerjakan tanah kaum anshor dan lain lain . denga

II.3. Perjanjian Perdamaian Dengan Kaum Yahudi

 Perjanjian Perdamaian Dengan Kaum Yahudi Guna menciptakan suanan tenteram dan aman di kota baru bagi islam (Madinah), nabi Muhammad saw membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum yahudi, yang berdiam didalam dan disekeliling kota Madinah. Dalam perjanjian ini ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap tiap golongan untuk memeluk agamanya, inilah salah satu perjanjian politik yang memperlihatkan kebijaksanaan nabi Muhammad saw sebagai seorang ahli politik yang ulung. Tindakan seperti ini belum pernah dilakukan oleh nabi nabi dan Rosul yang terdahulu, baik dari nabi Isa as dan nabi Musa as atau nabi anbi sebelum mereka. Kedudukan nabi Muhammad saw, bukan saja hanya sebagai seorang nabi dan Rosul, tetapi juga dalam masyarakat islam beliau sebagai ahli politik, diplomat yang ulung, ditengah tengah medan perang beliau sebagai pahlawan yang gagah berani dan didalam memperlakukan nusuh yang sudah kalah, beliau sebagai seorang kesatria yang tidak ada taranya. Diantara isi perj

II.4. Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi Dan Sosial Untuk Masyarakat Islam

 Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi Dan Sosial Untuk Masyarakat Islam Karena masyarakat islam telah terwujud, sebagai tempat kaum muslimin agamanya , maka sudah tiba saatnyabagi nabi Muhammad saw utnuk menetukan dasar dasar yang kuat bagi masyarakat islam yang baru saja terwujud itu. Baik dilapangan politik, ekonomi, social maupun yang lain lain, hal itu disebabkan karena dalam periode perkembangan agama islam di Madinah inilah, turun wahyu Illahi yang mengandung perintah berzakat, berpuasa dan hukum hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, janayat (pidana) dan lain lain. Pendeknya ayat ayat yang diturunkan pada periode Madinahini sebagian besar terutama yang bersangkutan dengan pembinaan hokum islam. Diantara hukum hukum yang tidak jelas dan belum ada keterangannya secara terperinci(detil). Dijelaskan oleh nabi Muhammad saw dengan perkataan dan perbuatan perbuatan beliau, maka timbullah dari padanya dua buah sumber yang menjadi pokok hukum islam , yaitu Kitabullah (

III.1. Penggerogotan Oleh Orang Yahudi

 Penggerogotan Oleh Orang Yahudi Ada dua kekuatan yang ingin memadamkan api islam di Madinah ini yaitu: Kekuatan dari dalam dan dari luar, kekuatan dari dalam ialah golongan orang yahudi dan orang munafik, sedang kekuatan dari luar ialah orang Quraisy dan sekutunya. PENGGEROTAN  OLEH ORANG YAHUDI Sebagai mana sudah dikemukakan bahwa orang yahudi sejak sebelum masehi sudah hidup diMadinah (Yatsrib) . orang yahudi di Madinah itu terdiri atas 3 golongan : Bani Qainuqa’ ,  Bani Nadhir” ,  Bani Quraizhah. Dengan ketiga folongan ini nabi Muhammad saw sudah mengikat perjanjian persahabatan, guna menjaga kesejahteraan kota Madinah. Bangsa yahudi memandang diri mereka sebagai putra dan kekasih Allah, dan kenabian itu adalah hak bagi orang yahudi. Betapa sakitnya hati orang yahudi itu, ketika melihat agama islam dibawa oleh orang yang bukan bangsa yahudi. Kemudian agama itu berkembang dengan begitu cepatnya. Maka dengan diam diam mereka berusaha untuk memadamkan Agama Allah ini, mula mula mereka

III.2. Penggerogotan Orang Munafiq

 Penggrogotan Orang-orang Munafiq Disamping orang orang yahudi itu, ada satu golongan di kota Madinah yang selau berusha melemahkan perjuangan umat islam, mereka itu ialah orang orang munafik. Golongan orang munafik ini tidak begitu berpengaruh, sebab mereka tidak memegang peranan penting dalam masyarakat. Pada mereka ini masih tersimpan suatu rahasia yang tidak baik, yaitu kegemaran mereka menyembah berhala, mereka ini dikepalai oleh Abdullah bin Ubay. Abdullah ini mempunyai kedudukan sebagai kepala suatu suku, yang selalu mengimpikan akan menjadi raja dikota Madinah, untuk kepentingan ini ia mengumpulkan orang orang disekelilingnya untuk dijadikan pengikut pengikutnya. Segala sesuatu telah disediakan untuk setiap waktu untuk siap sedia merebut kekuasaan, rencana itu akan mereka laksanakan bilaman nabi tidak ada lagi. Usaha mereka yang utama ialah menghalangi orang orang masuk islam, mereka sama sekali tak dapat kesempatan untuk bertindak terhadap kaum muslimin, karena penjagaan nabi

III.3 Rongrongan Orang Quraisy Dan Sekutu-sekutunya

 Rongrongan Orang Quraisy Dan Sekutu-sekutunya Orang Quraisy sejak masa permulaan islam lahir, sudah berusaha keras untuk memusnahkan islam, tiga belas tahun lamanya nabi Muhammad saw di Mekah menegakkan islam mendapatkan  perlawanan yang sengit dari mereka. Sedang pengikut pengikut beliau pada waktu itu disiksa diluar peri kemanusiaan. Oleh sebab demikian beliau meninggalkan daerah yang penduduknya menentangnya dengan sangat itu dan mencari daerah yang subur untuk perkembangan islam Nabi Muhammad saw bukanlah hanya sebagai seorang pemimpin agama saja, yang setiap waktu memberikan wejangan wejangan dan pelajaran pelajaran kepada pengikut pengikutnya, akan tetapi beliaupun seorang pemimpin dari suatu masyarakat yang sedang berevolusi, kepala dari suatu Negara yang sedang berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran yang hakiki. Oleh karena itu beliaupun mempunyai kewajiban pula membela masyarakat itu dari setiap rongrongan yang membahayakannya. Untuk tugas ini Allah swt menurunkan a