10. Reaksi Orang Quraisy
Reaksi Orang Quraisy
Ketika orang orang Quraisy melihat gerakan Islam serta mendengar bahwa mereka dan nenek moyang mereka dibodoh bodohkan dan berhala berhala mereka dihina hina, bangkitlah kemarahan mereka dan mulailah mereka melancarkan permusuhan terhadap nabi dan pengikut pengikutnya. Banyaklah pengikut nabi yang kena siksa diluar perikemanusiaan, terutama sekali pengikut dari golongan rendah, terhadap nabi sendiri, mereka tidak berani melakukan ganguan badan, karena beliau masih dilindungi paman beliau Abu Thalib dan disamping itu beliau adalah keturunan bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam pandangan masyarakat Quraisy sehingga beliau disegani.Pada suatu ketika, datanglah beberapa pemuka pemuka Quraisy menemui Abu Thalib meminta agar dia menghentikan segala kegiatan nabi Muhammad saw dalam menyiarkan islam, dan jangan mengecam agam mereka, serta menghina nenek moyang mereka, tuntutan mereka ini ditolak secara baik oleh Abu Thalib, setelah mereka melihat perutusan itu tidak member hasil, datanglahmereka kembali kepada Abu Thalib untuk menyatakan bahwa mereka tidak dapat membiarkan tingkah laku nabi Muhammad saw itu dan mereka mengajukan pilihan kepadanya : menghentikan ucapan ucapan nabi Muhammad saw atau mereka sendiri yang melakukannya. Setelah Abu Thalib mendengar keterangan perutusan itu timbullah rasa kekuwatiran akan terjadinya perpecahan dan permusuhan kaumnya, namun tidak sampai hati juga ia melarang keponakannya itu, akhirnya dipanggilnya nabi Muhammad saw dan dia berkata “ Wahai Anakku ! sesungguhnya aku dijumpai oleh pemimpin pemimpin kaummu. Mereka mengatakan kepadaku supaya aku mencegah kamu melakukan penyiaran islam dan tidak mencela agama mereka serta nenek moyang mereka, maka jagalah diriku dan dirimu, dan janganlah aku dibebani dengan sesuatu perkara diluar kesanggupannku” .
Mendengar ucapan itu nabi Muhammad saw mengira pamannya tidak bersedia lagi melindunginya. Beliau berkata dengan tegas:
“ Demi Allah wahai paman ! sekiranya mereka letakkan matahari disebelah kananku, dan bulan disebelah kiriku, dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini (menyeru mereka kepada agama Allah) sehingga ia tersiar (di muka bumi ini) atau aku akan binasa menghentikan pekerjaan ini “
Sesudah mengucapkan kata kata itu nabi Muhammad saw, berpaling seraya menangis, ketika berpaling hendak pergi itu Abu Thalib memanggil : “ Menghadaplah kemari wahai anakku “ nabipun kembali menghadap, berkata lah pamanya “ pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehendaki, demi Allah aku tidak akan memyerahkan kamu karena suatu alasanpun selama lamanya.
Demikianlah tekad Abu Thalib terhadap nabi seterusnya, walaupun pemuka pemuka Quraisy berkali kali membujuknya, dan dalam pada itu beliau menginsyafi pula kekompakan orang orang Quraisy menghadapi beliau, oleh karena itu belaiu memperingati barisan bani Hasyim dan bani Muthalib agar tetap memelihara semangat setia keluarga, bahwa bila mana salah seorang dari mereka teraniaya, maka seluruh keluarga harus bangkit serentak membelanya, peringatan Abu Thalib ini disambut mereka dengan sungguh sungguh, baik yang sudah islam maupun yang masih kafir.
Ada beberapa factor yang mendorong orang Quraisy menentang islam dan kaum muslimin, antara lain :
1. persaingan berebut kekuasaan. Dalam kabilah besar Quraisy, sudah sejak lama terdapat golongan golongan(keluarga besar) yang saling bersaing untuk merebut pengaruh dan kekuasaan. Tunduk kepada Muhammad saw menurut pendapat mereka, sama dengan tunduk menyerahkan pimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad saw. Bani Abdul Muthalib, mereka tak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
2. Ajaran persamaan hak dan derajat yang dibawa islam, orang Quraisy memandang diri mereka adalah lebih mulia dari golongan bangsa Arab lainnya. Sedang agama islam memandang semua manusia itu sama hak dan martabatnya , tidak berbeda antara hamba sahaya dengan tuannya, antara orang kulit putih dengan orang kulit hitam, sebagai mana Allah berfirman dalam Surat (49) Al Hujurat ayat 13 .
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
3. Taklid kepada nenek moyang , segala adat istiadat, kepercayaan kepercayaan dan upacara upacara keagamaan yang mereka dapati dari leluhur mereka, diterima dan dipegangi secara membabi buta, sebagai mana tersebut dalam Al qur’an dalam surat (5) Al Maidah ayat 104 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
104. apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.
Komentar
Posting Komentar